- Back to Home »
- LDJ Edisi 3 : Apakah Kita Dicintai Allah?
Posted by : Sabiq A.Z.
Kamis, 01 Mei 2014
Pelajaran
berharga didalam al-Quran itu banyak
sekali. Misalnya, ada ayat-ayat yang memberi gambaran umum tentang apa
yang disukai Allah. Allah juga dengan tegas menyebut cintanya terhadap orang-orang yang menyandang sifat
tertentu. Dalam al-Quran ditemukan 17 kali disebutkan inna allah yuhibbu atau
allahu yuhibbu yang artinya: sesungguhnya Allah mencintai. Orang-orang yang dicintai
Allah itu memiliki sifat
sebagai berikut:
A. Al-Muhsinin
Kata Al-Muhsinin
adalah jamak dari muhsin dari
kata ahsana-ihsana. Rasullullah menjelaskan
ihsan dalam haditsnya: “engkau menyembah Allah, seakan-akan
melihat-Nya dan bila itu tidak tercapai maka yakinlah bahwa Dia melihatmu.”
(HR. Muslim).
Menurut Quraish Shihab, ihsan bermakna perintah melakukan segala aktivitas positif,
seakan-akan kita melihat Allah atau
paling tidak selalu merasa dilihat dan diawasi oleh-Nya. Ihsan lebih tinggi dan lebih dalam kandungannya daripada adil karena
berlaku adil adalah mengambil semua hak kita atau sekaligus memberi semua hak kepada
orang lain. Sedang ihsan adalah
memberi lebih banyak daripada yang harus kita beri; dan mengambali lebih sedikit
daripada yang seharusnya kita ambil.
B. Al-Muttaqin
Kata Al-Muttaqin
adalah bentuk jamak dari kata muttaqi dari
kata taqwa yang berarti menghindar.
Maka takwa adalah upaya menghindari siksa dan larangan Allah. Seorang yang
bertakwa adalah siapa yang berusaha menghindari siksa dan larangan Allah,
dengan jalan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi laranganNya. Takwa
mengundang seseorang untuk selalu
berhati-hati, tak ubahnya kehati-hatian seseorang yang berjalan dengan kaki telanjang di jalan yang penuh duri.
Kalau kita hendak membicarakan prioritas dalam konteks
ketakwaan ini, maka kita mungkin mengatakan bahwa prioritas ketakwaan bagi
penguasa adalah berlaku adil; bagi pengusaha adalah jujur; bagi dosen atau guru
adalah ketulusan mengajar dan meneliti; bagi si kaya adalah ketulusan
bersedekah dan membantu; bagi si miskin adalah kesungguhan bekerja dan
menghindari minta-minta. Mereka yang bertakwa itulah yang memperoleh janji-Nya.
C. Al-Muqshitin
Kata al-Muqshitin
adalah bentuk jamak dari kata muqshit, dari kata aqsatha
yang biasa dipersamakan maknanya dengan
berlaku adil. Salah satu yang menarik untuk dikemukakan bahwa tidak ditemukan
pernyataan dalam al-Quran yang menyatakan bahwa Allah menyukai orang-orang yang
berlaku adil dengan menggunakan akar kata ‘adl.
D. Al-Mutathahhirin
Kata Al-Mutathahhirin
adalah bentuk jamak dari kata mutathahir, dari kata tathahhar. Kata ini bersumber dari kata thahura yang pada dasarnya berati
kesucian dan keterhindaran dari kotoran atau pun noda.
Kebersihan lahir dan batin digarisbawahi oleh banyak
ayat dan hadits. Salah satu ayat yang berbicara dini tentang kebersihan adalah firman-Nya
untuk menuntun Muhammad SAW “dan pakaianmu bersihkanlah” (QS. Al-Muddatstsir
74:4). Oleh karena itu pula, Muhammad SAW menjadikan kebersihan sebagai salah satu indikator
keimanan.
E. At-Tawabin
Kata tawwabin
adalah bentuk jamak dari kata tawwab, dari kata taba
yang berarti kembali. Sesuatu yang kembali pasti pernah berada pada satu
posisi, baik tempat maupun kedudukan, kemudian meninggalkan posisi itu,
selanjutnya ia menuju pada posisi semula. Dengan bertaubat, diasumsikan bahwa
orang telah kembali ke posisi semula. Kembali dari
pendosa menjadi hamba. Sehingga, dia menjadi dekat lagi kepada-Nya. Kondisi inilah yang bisa
dikatakan bahwa orang tersebut telah kembali kepada kodratnya sebagai hamba
Allah.
F. Ash-shabirin
Kata asshabirin
adalah bentuk jamak dari kata ash-shabir, dari akar kata shabr. Seseorang yang menahan gejolah
hatinya dinamai bersabar. Secara umum
kesabaran dapat dibagi ke dalam dua bagian pokok, sabar jasmani dan sabar rohani.
Demikian
beberapa sifat yang menjadikan manusia dicintai oleh Allah SWT. Semoga kita
memiliki sifat-sifat terpuji ini. (zul).
Tulisan ini pernah dimuat dalam Lembar Dakwah Jum’at
(LDJ) Al-Hikam edisi ke-3.