- Back to Home »
- PERBARUI HARAPAN, SIAPKAN MASA DEPAN
Posted by : Unknown
Rabu, 07 Oktober 2015
Malang –
“Selama kalian menjadi santri Abah Hasyim Muzadi, perhatikan dan ikutilah
kiprah beliau,” itulah pesan awal yang disampaikan oleh Ustadz M. Nafi, Wakil
Pengasuh Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Malang pada Ahad (04/10) malam di
Auditorium Pesma Al-Hikam. Acara Tanbihul Am ini, Ust Nafi menyampaikan
bahwa Abah Hasyim belum bisa rawuh karena sedang mempersiapkan acara ICIS
(International Conference Of Islamic Sholars)
yang akan dilaksanaan di UIN Maliki Malang pada akhir tahun ini.
Saat ini,
lanjut Ust. M. Nafi, Abah Hasyim juga sedang dikaitkan dan berusaha melakukan
penataan ulang nilai-nilai ASWAJA nadhliyah. “Maka saya sangat menganjurkan
sungguh-sungguh kepada kalian untuk terus mengikuti perkembangan informasi mengenai
kiprah Abah Hasyim sehingga tidak tertinggal,” pesan tegas Ust. M. Nafi’.
Momen Tanbih
al-Am dimanfaatkan Wakil Pengasuh untuk memperkenalkan santri Progam Kader
Ulama beasiswa S-2 yang berjumlah 25 orang. ust nafi menjelaskan bahwa progam
ini bukan tanpa keringat, progam ini muncul bermula dari perjuangan politik Era
Presiden Gus Dur sebagai apresiasi terhadap peran pesantren dalam memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia. Selain itu, Ust. Nafi memberikan penjelasan bahwa
sebagai santri harus terus membekali diri salah satunya tentang pengetahuan
politik. “Jangan buta politik, bekali diri dengan moral politik yang baik,”
jelas Ustadz alumni Gontor itu.
Pada
dasarnya, Ust. Nafi mengingatkan seluruh santri mengenai Visi Pesantren
Mahasiswa Al-Hikam. Visi pesantren, lanjutnya, adalah menjadikan pesantren
Al-Hikam sebagai Masyarakat Belajar (Learning Society). Oleh karena itu,
kegiatan pesantren dirancang, jelas Ustadz Nafi, untuk pengkondisian agar
santri dapat tumbuh etos ibadah, etos ilmiah, dan etos sosialnya. “Maka seluruh
kegiatan Pesantren harus diikuti, dibiasakan, dan diistiqomahkan sehingga
menjadi karakter baik yang kuat,” pesannya.
Dalam
Tanbih al-Am ini Ust. Nafi memotivasi agar seluruh santri terus memperbaharui
niat dan komitmennya. Seluruh santri, pesannya, harus selalu menyiapkan diri
untuk berkompetisi, meningkatkan soft skill dan tehnical skill. Karena
di era Milenium ini, persaingan dan kemajuan semakin meningkat begitu cepat. “Bill
Gates pernah mengatakan bahwa tahun 1980-an problem yang harus diselesaikan
adalah Kualitas. Tahun 1990an tentang Penataan Ulang dan tahun 2000an adalam
tentang percepatan,” jelas Ustadz Nafi. Padahal di Indonesia, jelas Ust. Nafi,
problem kuantitas saja masih belum selesai. Dari rasio jumlah doktor dengan
kapasitas penduduk, pendapatan per-kapita, dan problem lainnya.
Di tengah
zaman yang maju semakin cepat ini, Ustadz Nafi berpesan agar Santri Al-Hikam
tidak boleh santai-santai apalagi mengikuti life style orang kebanyakan
terutama di Kota Malang dimana orang kebanyakan sering nongkrong tiada guna
seakan tak memiliki tujuan dalam hidupnya. Santri Al-Hikam tidak boleh terlena
dengan godaan dari Alatul Malahi (alat permainan) seperti gadget yang
merugikan. Oleh karenanya, Ust. Nafi mendorong santri agar aktif dalam
meningkatkan kajian-kajian yang bersifat prestasi ilmiah.
Pada akhir
nasihat, Ust. Nafi berulang mengingatkan santri agar terus mengamalkan pesan
Abah Hasyim Muzadi untuk membaca shalawat Jibril 1000 kali, ayat wa
nunazzilu minal Qurani Ma Huwa Syifaun ila akhir ayat, setiap harinya. (zul)